‘Ijaazunnaasiyah dalam Perspesktif Tasiilul ‘Ijaazul ‘Ilmi Fiil Qur’an Wassunnah
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah studi kasus dari ditemukannya kasus pornografi yang mengakibatkan rusaknya otak manusia bagian PFC (Pre Frontal Cortex). Jika difoto melalui alat Magnetic Resonance Imagine (MRI), otak yang rusak akibat pornografi memperlihatkan hasil mengalami kerusakan pada lima bagian otak dan merusak moral manusia yang berdampak pada dekadensi moral, diantaranya orang kehilangan pekerjaan, perkawinan, produktivitas, dan harga diri mereka. Bagian PFC ini memiliki fungsi seperti pemimpin, ia tempat berkonsentrasi, memahami benar dan salah, karena ia tempatnya akal manusia 33 1. PENDAHULUAN Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang berasal dari Allah Swt., baik secara lafal maupun makna. Diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. melalui wahyu al jaliy, yaitu dengan turunnya Malaikat Jibril a.s.1 AlQur’an adalah metode hidup yang memberi jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi orang yang berpegang teguh padanya dan mengaplikasikan ajarannya. Berangkat dari prinsip ini, kita wajib bersungguh-sungguh mempelajari Al-Qur’an, yang diantaranya menelaah tafsirannya, mengetahui sebab-sebab turun ayat-ayatnya yang diriwayatkan dengan sanad yang shohih dan mengetahui mu’jizatnya.2 Dengan adanya kemajuan sains dan teknologi menjadikan manusia semakin menyadari bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. yang pasti dan terbukti nyata ayat-ayatnya. 1 Yusuf Qardhawi. 1999. Berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jakarta: Gema insani Press. hlm. 1025. 2 Mahmud Al-mishri. 2014. Asbabun Nuzul Fadha’ilul Qur’an wa Kaifa Tahfadzul Qur’an, terjm Arif Munandar. (Solo: Zam-Zam) cet I-2014, hlm. 26. Empat belas abad yang lalu, Allah menurunkan Al-Qur’an pada umat manusia sebagai penuntun. Allah Swt. menyeru umat manusia mengikuti Al-Qur’an agar menemukan kebenaran. Sejak Al-Qur’an turun sampai hari perhitungan, kitab suci ini akan menjadi satu-satunya tuntunan bagi umat manusia. Al-Qur’an memiliki keajaiban salah satunya adalah kebenaran ilmiah yang baru dapat diungkap oleh manusia dengan teknologi abad ke-20, yang telah dijelaskan Al-Qur’an pada masa 1400 tahun yang lalu. Hal ini membuktikan bahwa AlQur’an benar-benar firman Allah Swt.3 Barubaru ini ditemukan kasus pornografi yang mengakibatkan rusaknya otak manusia pada bagian PFC (Pre Frontal Cortex) menurut peneliti otak bernama Jordan Grafman bagian PFC ini hanya ada pada otak manusia, sehingga membedakan manusia dengan binatang. Bagian ini dirancang dan diciptakan khusus oleh Allah Swt. supaya manusia mampu memilih dan me3 Harun Yahya. 2004. The Qur’an Leads The Way to Sains, ter, Tim. Hikmah Teladan. Bandung: Syamil Cipta Media, hlm. 79. yang membedakan dirinya dengan hewan. ‘Abdul Majid bin Azzindaani merenungi sebuah ayat tentang naasiyah. Penelitian ayat ini dilakukan selama lebih dari 10 tahun dengan menelaah kitab-kitab tafsir. Maka ditemukanlah jawaban di sana, yaitu bahwa yang dimaksud bukan ubun-ubun (naasiyah) yang berbohong, yang dimaksud adalah bermakna kiasan. Karena ubun-ubun terletak di bagian depan dari kepala, digambarkan sebagai pendusta, sementara yang dimaksud dari pendusta adalah orang tersebut. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna naasiyah (Otak bagian Pre Frontal Cortex), untuk mengetahui penyebab kerusakan naasiyah (Otak bagian Pre Frontal Cortex), untuk mengetahui keajaiban naasiyah (Otak bagian Pre Frontal Cortex) menurut Azzindaani. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang bersumber dari dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun hasil karya dari sumber yang diamati. Penelitian ini juga termaksud berupa dokumentasi library yang datanya bersumber dari kepustakaan. Maka hasil penelitian ini menjelaskan bahwa naasiyah sebagai pusat kendali pada manusia maupun hewan. Dari sinilah naasiyah adalah keajaiban otak, bagi manusia maupun hewan.
Downloads
References
‘Abdul Majid bin ‘Aziz Azzindaani, Tasilul
‘Ijaazul ‘Ilmi,
Ahmad Fuad Pasha. 2004. Dimensi Sains Al- Qur’an. Solo: Tiga serangkai.
Harun Yahya. 2004. The Qur’an Leads The Way to Sains,ter, Tim Hikmah Teladan. Bandung: Syamil Cipta Media.
M. Quraisy Syihab. Tafsir Al-Misbah. Tangerang: PT. Lentera Hati.
Mahmud Al-mishri. 2014. Asbabun Nuzul Fadha’ilul Qur’an wa Kaifa Tahfadzul Qur’an, terjm Arif Munandar, Lc. Solo: Zam-Zam. cet I-2014.
Muhammad Arrazi, 1994, Tafsir Fakhr Arrazi, (Libanon: Daar Al-Fikr).
Muhammad Kamil Abdhushomad. 2004. M’ujizat ‘Ilmiah dalam Al-Qur’an. (Ja- karta: Akbar.
Mustofa Muslim. 1996. Mabahis Fii ‘Ijaazul Qur’an. Riyadh: daarul muslim. cet -,
Nureaga dan Achernahr. 2015. The Diarry of Dajjal, (Jakarta: Cahaya Duabelas Semes- ta), trj. Kania Dewi, Endang Sulistyowati.
Sayyid Qutub, 1978, Fii Dzilalil Qur’an, Liba- non: Daarul Syuruq. jilid.4.
Yusuf Al-Hajj Ahmad, 2017, Mukjizat Al- Qur’an yang Tak Terbantahkan, terjemah: Zulhamid dan Putri Aria Miranda, Solo: Aqwam. cet. 2.
Yusuf Qardhawi, 1999, Berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jakarta: Gema insani Press.