Penafsiran Kisah-Kisah Al-Qur’an untuk Usia Dini (Telaah Qasasu Al-Qur’an Al-Karim Lin-nasy’i Karya Ahmas Subhi)
Abstract
Penafsiran kisah-kisah Al-Qur’an yang selama ini ada, lebih banyak ditujukan dan hanya dapat dikonsumsi oleh orang dewasa baik dari pelajar, mahasiswa, dosen maupun para cendekiawan, dan belum pernah menyentuh pada objek anak usia dini. Padahal dunia orang dewasa jelas berbeda dengan dunia anak usia dini, anak dengan kegemarannya bermain jelas memiliki dunia yang lain. Bagaimana menyajikan sebuah metode penafsiran kisah-kisah Al-Qur’an yang dapat di konsumsi oleh anak usia dini adalah ide dan gebrakan baru dalam bidang dunia keilmuan tafsir. Karena itu, Ahmas Hasan Subhi hadir melalui karya tafsirnya dengan pendekatan penafsiran kisah-kisah di dalam Al-Qur’an untuk anak usia dini yang berjudul Qasasu Al-Qur’an Al-Karim Lin-nasy’i. Karya Ahmas Subhi yang lahir sebagai respon terhadap kepedulian dunia pendidikan anak, khususnya dalam bidang pendidikan tafsir Al-Qur’an ini dinilai sebagai karya baru, hal ini terbukti dengan masih minimnya literatur- literatur yang membahas tentang penafsiran kisah-kisah di dalam Al-Qur’an untuk anak. Permasalahannya kemudian adalah bagaimana metode penafsiran yang yang ditawarkan oleh Ahmas Subhi dalam karyanya? Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ijmali dengan gaya bahasa dialogis dan metode cerita atau mendongeng dalam Qasasu Al-Qur’an Al-Karim Lin-nasy’i dapat dijadikan solusi metode terbaik dan relevan untuk anak usia dini.