https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/issue/feed Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir 2024-09-23T11:00:48+00:00 Jurnal AL KARIMA : Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir [email protected] Open Journal Systems <p align="justify"><strong><img src="https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/public/site/images/admin/cover-alkarima-utama.png" alt="cover uttama" width="230" height="230" /></strong></p> <p align="justify"><strong>AL KARIMA</strong> is a biannual journal focused on the study of the science of the Quran and its interpretation. It is published by STIQ Isy Karima in Karanganyar, Central Java, with issues released in February and August each year. The journal openly invites contributions of thoughtful insights and research findings from scholars and researchers in relevant academic disciplines.</p> https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/article/view/262 Ashab al-Kahfi dalam Tulisan Orientalis Johann Wolfgang von Goethe: Studi Semantik tentang Intertekstualitas dengan Surah Al-Kahfi 2024-09-23T10:32:20+00:00 Hajer Albshkar [email protected] Nahid Ayad [email protected] Khuloud Alouzi [email protected] Mowafg Masuwd [email protected] Naser Abdulghani [email protected] <p>Penelitian ini menganalisis bagaimana puisi "Ashab al-Kahfi" dalam tulisan orientalis Johann Wolfgang von Goethe terhubung dengan Surah Al-Kahf melalui intertekstualitas. Tumpang tindih antara puisi tersebut dengan kisah "Ashab al-Kahf" dalam Surah Al-Qur'an menyoroti sejauh mana pengaruh Al-Qur'an dan warisan Islam terhadap Johann Wolfgang von Goethe. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis beberapa kata yang digunakan dalam puisi tersebut dengan pendekatan analitis dan komparatif guna memahami pemahaman Johann Wolfgang von Goethe tentang kisah tersebut, pentingnya kata-kata yang dipilih, serta dampak intertekstualitas dengan teks Al-Qur'an dalam membentuk makna puisi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Johann Wolfgang von Goethe dengan setia menyajikan peristiwa, karakter, dan konteks spasial dari kisah tersebut. Pemilihan katanya menyoroti hubungan yang kuat antara puisi dan teks Al-Qur'an, yang menunjukkan keterlibatan mendalam sang penulis dengan narasi Al-Qur'an.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/article/view/261 Imam Ibnu Jarir Al-Tabari, Kehidupannya dan Pendekatannya dalam Tafsir Jami’ Al-Bayan Terhadap Tafsir Al-Qur’an 2024-09-23T10:43:13+00:00 Sidiq Samsi Tsauri [email protected] Tatang Hidayat [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model kajian penafsiran pepatah dan pernyataan pendekatannya dari tafsir Jami' al-Bayan terhadap tafsir al-Quran karya Imam Ibnu Jarir al-Thabari. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan analitis dengan menggunakan metode studi kepustakaan, dan data telah dikumpulkan dari sumber-sumber tertulis atau digital yang relevan dengan topik penelitian. Peneliti telah meriwayatkan kehidupan Imam dalam bentuk yang rinci dan pernyataan metodologinya dan mencapai hasil sebagai berikut: Pertama: Imam Ibnu Jarir al-Thabari biasanya datang dengan sebuah ayat untuk menafsirkannya dan sumber ucapannya mengatakan dengan mengatakan: “Perkataan dalam tafsir Allah SWT.” Kedua: menyebutkan ayat yang akan ditafsirkan, kemudian menyebutkan salah satu kata dalam tafsirnya, dengan didukung oleh para sahabat atau mufassir yang mengatakannya, Ketiga: mengevaluasi ucapan-ucapan yang paling penting dan hal-hal yang paling penting dari satu kata, bukan perumpamaan, dan lain-lain. Keempat: Banyak menggunakan metode dalam penafsiran, selain kitab-kitab hadis, sejarah, dan sumber-sumber penafsiran lainnya. Kitab ini dianggap sebagai contoh penafsiran yang benar berdasarkan hadis, dan setiap penafsiran yang mengikutinya mengacu pada pandangan penafsiran Imam al-Tabari.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/article/view/263 Pengaruh Ikhtilaf Al-Qira'at Al-Mutawatirah dalam Surah Maryam Ayat 19 2024-09-23T11:00:48+00:00 Ulfan Huda Ismail [email protected] Nabil Ahmed Tarmom [email protected] Wildan Fata Mubarok [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak dari perbedaan bacaan al-qur’an terhadap tafsir surat maryam melalui kitab-kitab tafsir dan ilmu qira’at untuk menjelaskan makna dari perbedaan bacaan tersebut dan memahami juga bagaimana para mufassir dan qori menghadapi perbedaan bacaan al-qur'an. Penelitian ini penting karena berkaitan dengan kitab Allah, sehingga penafsiran al-qur'an tidak hanya terbatas pada riwayat Hafs ‘an Asim saja akan tetepi dengan riwayat lain juga. Adapun metode penelitian yang diambil oleh peneliti adalah pendekatan induktif untuk mengumpulkan perbedaan bacaan yang mutawatirah dari buku-buku ilmu qira’at. Kedua, pendekatan deskriptif-analitis untuk menganalisis perbedaan bacaan dan menganalisis maknanya serta dampaknya terhadap ilmu tafsir. Penelitian ini membuktikan bahwa perbedaan bacaan berdampak pada ilmu tafsir dalam memperluas makna dan memperjelas bacaan lain atau dapat mengubah makna untuk menafsirkan ayat tersebut, adapun makna-makna yang terdapat dalam surat maryam sebagian besar terkait dengan bahasa. adapun para penafsir dan qori dalam memahami perbedaan bacaan adalah dengan mempelajari dan menganalisisnya secara cermat dan teliti. Implikasi dari penelitian ini adalah tidak boleh mengatakan bahwasannya perbedaan bacaan tidak merubah makna terhadap tafsir, melainkan perbedaan bacaan merupakan salah satu mukjizat dari al-qur’an.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/article/view/198 Implementasi Pelembagaan Al-Qur'an dan Tafsir Melalui Lembaga Online: Studi Kasus di Lembaga Qashwa 2024-09-23T10:44:59+00:00 Hanna Salsabila [email protected] <p>Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pengajaran Al-Qur’an secara online yang dilakukan oleh lembaga Qashwa. Tulisan ini secara singkat mencakup sejarah berdirinya lembaga, tujuan visi dan misi lembaga, pemeran yang berperan aktif di lembaga, norma yang berlaku di lembaga, metode pengajaran Al-Qur’an secara online yang dilakukan lembaga, serta manfaat lembaga bagi kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa lembaga Qashwa hadir dengan maksud untuk menyebarkan pemahaman Al-Qur'an di Indonesia melalui pengajaran yang dilakukan melalui platform online. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga pengajaran Al-Qur’an bisa lebih mudah dijangkau, oleh masyarakat Indonesia dan luar negri.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/article/view/216 Korelasi antara Tartib Al-Ayat dan Fawatih Al-Suwar dalam Struktur Al-Qur’an 2024-09-23T10:46:07+00:00 Andi Mutmainnah [email protected] Arham Fajrul Syam [email protected] Achmad Abubakar [email protected] Dudung Abdullah [email protected] <p><em>This research aims to understand the structure of the preparation of the Al-Qur'an by looking at the tartib al-ayat and fawatih al-suwar with several problematic methods. Regarding the method of compiling the Qur'an, there are several opinions that use the tauqifi method, ijtihad, or combine the two, tauqifi and ijtihad of the Companions. So in this article we will discuss in more depth about tartib al-ayat and fawatih al-suwar in the structure of the preparation of the Qur'an. The methodology used is qualitative, namely emphasizing analysis on the deductive inference process. The data analysis used in this writing is a comprehensive analysis known as manhaj tahlili, which means analyzing the interpretation in depth of various linguistic elements and elements of rules. The results of the research are that the systematic arrangement of verses and surahs of the Koran is tauqifi, that is, it is the prerogative of Allah SWT. Allah has instructed his apostle through revelation which places each verse in a letter in a position that corresponds to the events that occurred during the time of the apostle. So, the arrangement of the verses of the Qur'an is tauqifi in accordance with the statements put forward regarding the arrangement of verses in the Qur'an based on the instructions set by the Prophet.</em></p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) https://ejurnal.stiqisykarima.ac.id/index.php/AlKarima/article/view/250 Qiraat Syaddzah dalam Tafsir Bahru Al-Muhit 2024-09-23T10:47:13+00:00 Mas'ud Mas'ud [email protected] Khairin Ni’mah [email protected] Nafilah Sulfa [email protected] <p>Memahami Al-Qur’an tidak cukup dengan mata telanjang karena masih bersifat mujmal, untuk memahaminya memerlukan alat bantu berupa tafsir yang notabene menjelaskan Al-Qur’an dari berbagai aspeknya. Adanya tafsir tidak lepas dari adanya qiraat. Dari bermacam qiraat yang masih terjadi perdebatan di antara ulama adalah qiraat syadzah yang terimplikasi dalam tafsir. Bisa saja qiraat syadzah itu dibutuhkan dalam menafsirkan Al-Qur’an mengingat periwayatannya bersumber dari sahabat dan mendengar langsung dari Nabi. Salah satu tafsir yang memuat qiraat syadzah adalah tafsir al-Bahru al-Muhit karya Abu al-Hayyan. Penelitian ini menggunakan pustaka (library research) sebagai metode dalam penelitian ini, yaitu metode yang bersumber dari data yang diteliti. Penelitian ini memiliki dua permasalahan (1) Bagaimana polarisasi Qiraat Syadzah (2) Bagaimana Qiraat Syadzah dalam Kitab al-Bahru al-Muhit karya Abu Hayyan. Terdapat tiga pola dalam qiraat syadzah: pertama, qiraat yang diriwayatkan dari rawi tidak tsiqah tetapi mempunyai kesesuaian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab dan rasm Utsmani; kedua, qiraat yang diriwayatkan dari rawi tsiqah tetapi menyalahi kaidah-kaidah bahasa Arab; ketiga, qiraat yang sanadnya sahih dan mempunyai kesesuaian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, namun menyalahi rasm Utsmani. Munculnya qiraat syadzah dalam tafsir disebabkan dua hal, pertama, adanya perbedaan persepsi terhadap hadis tentang makna zahir dan batin yang dimiliki Al-Qur’an; kedua, karena pengaruh tersebarnya hadis qiraat syadzah. Al-Zamakhsyari merupakan ulama yang banyak menyebutkan qiraat syadzah dalam tafsirnya al-Kasyaf, kemudian Abu Hayyan menerapkan qiraat syadzah dalam kitabnya al-Bahru al-Muhit dan al-Syaukani dalam tafsir Fathu al-Qadir.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c)